Yulian Gunhar Tegaskan Pentingnya Evaluasi Keamanan Usai Ledakan Smelter PT Monokem Surya Tewaskan 2 Pekerja
Karawang, Jawa Barat – Insiden ledakan yang terjadi di smelter titanium PT Monokem Surya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (16/12/2024), menyebabkan dua pekerja kehilangan nyawa. Kejadian tragis ini semakin memicu keprihatinan mengenai keselamatan kerja di industri smelter Indonesia.
Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, menyoroti peristiwa ini dan mengungkapkan kekhawatirannya atas kecelakaan kerja yang kerap terjadi di smelter Indonesia. Menurutnya, keselamatan pekerja harus menjadi prioritas utama dalam setiap kegiatan industri, dan kejadian seperti ini menunjukkan adanya celah dalam penerapan standar keselamatan yang memadai.
“Kita tidak menuduh adanya kelalaian atau penggunaan peralatan yang sudah tidak layak. Namun, jika ditemukan bukti yang mengarah pada hal tersebut, pemerintah harus melakukan evaluasi serius terhadap keberlanjutan operasional perusahaan tersebut,” tegas Gunhar. Ia juga menambahkan bahwa insiden yang berulang di sektor ini berdampak buruk bagi reputasi industri dan, yang lebih penting, mengancam keselamatan pekerja.
Gunhar menyatakan bahwa Komisi XII DPR RI akan memantau perkembangan penyelidikan lebih lanjut, serta memanggil pihak-pihak terkait untuk melakukan rapat kerja guna membahas masalah ini secara mendalam. Ia menekankan perlunya penegakan standar keselamatan yang lebih ketat di seluruh smelter Indonesia, agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Pemerintah, menurut Gunhar, harus segera mengambil langkah konkret dalam menyelidiki penyebab ledakan tersebut dan memastikan bahwa perlindungan maksimal diberikan kepada pekerja di sektor industri yang berisiko tinggi seperti smelter.
Kronologi Kejadian dan Penyelidikan
Peristiwa ledakan terjadi saat tim produksi di PT Monokem Surya sedang melaksanakan prosedur normal untuk mengeluarkan bahan titanium dari troli penampung. Proses tersebut melibatkan pengisian air pendingin untuk menurunkan suhu bahan titanium, yang kemudian hendak dipindahkan menggunakan alat bantu. Ketika titanium baru terangkat beberapa sentimeter, terjadi ledakan hebat yang mengakibatkan dua pekerja meninggal dunia akibat luka bakar serius, sementara satu pekerja lainnya mengalami luka bakar.
Menurut laporan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengawas Ketenagakerjaan Wilayah 2 Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Barat, ketiga pekerja yang menjadi korban sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, yang menunjukkan bahwa meskipun langkah-langkah keamanan sudah diambil, kejadian tersebut tetap terjadi.
Polisi dan pihak terkait lainnya kini tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti ledakan yang menewaskan dua pekerja tersebut. Kepala UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan Wilayah II Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, Ponco Widodo, menyatakan bahwa penyebab kebakaran dan ledakan tersebut masih dalam penyelidikan.
Peristiwa ini kembali mengingatkan akan pentingnya penerapan standar keselamatan yang ketat di tempat kerja, khususnya di sektor yang melibatkan bahan berbahaya seperti titanium, untuk mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.