https://designerscraps.com

7 Tren Keberlanjutan yang Akan Mendominasi Tahun 2025, Dari ESG Hingga Karbon

Menjelang pergantian tahun, dunia siap menyambut 2025 dengan semangat baru dan langkah lebih pasti menuju keberlanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran global tentang pentingnya tindakan untuk masa depan yang lebih baik telah meningkat pesat. Sejumlah tren keberlanjutan yang terus berkembang diprediksi akan semakin mendominasi di tahun 2025. Berikut adalah tujuh tren keberlanjutan yang akan menjadi sorotan utama pada tahun mendatang, seperti yang diprediksi oleh Sustainability Magazine.

1. Pengelolaan Karbon yang Lebih Canggih
Pada 2025, pengelolaan emisi karbon akan menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak perusahaan. Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) akan digunakan untuk memantau, mengukur, dan mengurangi jejak karbon. Teknologi penangkapan karbon juga diprediksi mengalami lonjakan efisiensi, memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan mengurangi dampak lingkungan mereka secara lebih efektif. Penerapan teknologi blockchain pada pasar kredit karbon akan meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan emisi, sementara analitik berbasis data besar akan mempercepat strategi penyerapan karbon.

2. Kecerdasan Buatan untuk Keberlanjutan
Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dan diperkirakan akan memainkan peran yang lebih besar dalam mengoptimalkan keberlanjutan. Pada 2025, AI tidak hanya digunakan untuk tugas-tugas rutin, seperti pengoptimalan rute transportasi, tetapi juga untuk pengambilan keputusan otonom dalam operasi dan rantai pasokan. Keuntungan dari efisiensi ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap berbagai sektor industri yang semakin berfokus pada upaya pengurangan jejak karbon dan penghematan sumber daya.

3. Energi Terbarukan yang Semakin Dominan
Investasi di sektor energi terbarukan diprediksi meningkat drastis pada 2025. Hal ini dipicu oleh penurunan biaya energi terbarukan yang memungkinkan banyak perusahaan untuk beralih ke sumber energi bersih. Peningkatan permintaan energi terbarukan yang melebihi pasokan dapat menjadi tantangan baru, dengan perusahaan-perusahaan berlomba-lomba memenuhi target nol emisi bersih pada 2030. Sektor energi akan semakin mengarah pada transisi yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

4. Solusi Berbasis Alam (NbS)
Solusi berbasis alam, atau nature-based solutions (NbS), diharapkan akan meningkat pada 2025. Banyak perusahaan yang akan berinvestasi dalam proyek restorasi dan konservasi ekosistem untuk menangani perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan, investasi tahunan dalam NbS akan meningkat pesat dari 154 miliar dolar AS pada 2024 menjadi 384 miliar dolar AS pada 2025. Peran sektor swasta dalam solusi berbasis alam juga diperkirakan akan semakin penting dalam mendukung keberlanjutan jangka panjang.

5. Ekonomi Sirkular yang Meningkat
Konsep ekonomi sirkular, yang berfokus pada daur ulang dan pemanfaatan kembali sumber daya, semakin diterima luas pada 2025. Banyak perusahaan yang mengadopsi model ekonomi ini untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi produk. Inovasi kemasan berkelanjutan dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai akan menjadi bagian penting dari transisi ini. Fokus pada efisiensi sumber daya dan pengurangan konsumsi akan menjadi prioritas utama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

6. Pengelolaan Sumber Daya Air yang Lebih Baik
Kelangkaan air menjadi masalah global yang semakin mendesak. Pada 2025, pengelolaan air akan menjadi lebih penting, terutama di wilayah yang rawan kekeringan. Diperkirakan, 1,8 miliar orang akan menghadapi kelangkaan air absolut, sementara dua pertiga populasi dunia berjuang menghadapi tekanan air. Berbagai perusahaan, seperti PepsiCo, telah mengumumkan target ambisius untuk mengisi kembali lebih dari 100 persen air yang digunakan di daerah berisiko tinggi pada 2030. Ini menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

7. Metrik ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola)
Aspek keberlanjutan dalam metrik ESG (Environmental, Social, and Governance) semakin penting bagi perusahaan global. Sejumlah perusahaan kini mengintegrasikan metrik ESG dalam insentif eksekutif, dengan pengurangan emisi karbon menjadi fokus utama. Di tahun 2025, metrik ini diperkirakan akan semakin mendalam, karena perusahaan berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang lebih ketat dan berkontribusi pada tujuan global untuk mengatasi perubahan iklim.

Dengan berbagai tren ini, tahun 2025 menjadi titik balik penting dalam perjalanan menuju dunia yang lebih berkelanjutan. Dari pengelolaan karbon hingga energi terbarukan, tren keberlanjutan ini tidak hanya mencerminkan kesadaran global yang semakin meningkat, tetapi juga merupakan langkah nyata untuk memastikan masa depan yang lebih hijau dan sehat bagi Bumi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *