Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, angkat suara mengenai dampak kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia. Menurutnya, kondisi ini justru bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat penggunaan komponen dalam negeri dalam setiap proyek infrastruktur. Diana menegaskan bahwa proyek-proyek pembangunan wajib memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 20 persen. Ia meyakini bahwa Indonesia sebenarnya mampu membangun infrastruktur dengan mengandalkan produk-produk buatan sendiri.

Ia menyatakan, jika kebijakan ini dijalankan secara konsisten, maka perusahaan-perusahaan nasional akan lebih percaya diri dan bangga terhadap produk dalam negeri. Namun, ia juga mengingatkan bahwa kualitas material tetap harus menjadi prioritas utama. Hal ini penting agar konstruksi yang dibangun memiliki daya tahan yang sesuai dengan standar teknis. Diana menambahkan, jangan sampai demi mengejar TKDN, kualitas proyek justru dikorbankan.

Kebijakan tarif impor sebesar 32 persen dari AS kepada Indonesia menjadi sorotan, karena tarif ini lebih tinggi dibanding negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, meski masih di bawah Kamboja dan Vietnam. AS menilai Indonesia telah mengenakan tarif sebesar 64 persen terhadap barang-barang mereka, sehingga membalas dengan tarif serupa. Presiden Prabowo Subianto turut menanggapi isu ini dalam sebuah acara ekonomi, dengan menyatakan bahwa kebijakan tersebut menambah ketidakpastian global dan bisa memicu guncangan ekonomi dunia yang lebih besar.