https://designerscraps.com

Sedih! Istri Korban Penembakan di Malaysia Terhalang Biaya untuk Jenguk Suami

Mawaddah, istri dari Muhammad Hanafiah, korban penembakan oleh aparat Malaysia, hingga kini belum dapat menjenguk suaminya yang tengah dirawat di rumah sakit. Keterbatasan biaya menjadi kendala utama bagi Mawaddah untuk berangkat ke Malaysia dan melihat langsung kondisi suaminya.

Lebih menyedihkan lagi, Mawaddah belum bisa berkomunikasi dengan Hanafiah sejak peristiwa tragis tersebut terjadi. Satu-satunya sumber informasi yang ia dapatkan mengenai kondisi sang suami berasal dari pemberitaan di televisi.

“Hingga saat ini, saya belum bisa berkomunikasi dengannya. Saya sangat ingin bertemu, ingin tahu kondisinya secara langsung, tapi saya tidak punya biaya untuk ke sana,” ujar Mawaddah pada Kamis (29/1/2025).

Menurut informasi yang diterimanya, Muhammad Hanafiah saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Klang, Malaysia.

Kondisi Muhammad Hanafiah Pascaoperasi

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Muntasir Ramli, menyampaikan bahwa Muhammad Hanafiah mengalami luka tembak di bagian leher dan telah menjalani operasi darurat.

“Hanafiah tertembak di bagian leher. Awalnya ia menolak untuk menjalani operasi, tetapi karena kondisinya semakin memburuk, akhirnya pada pukul 02.00 pagi kemarin operasi dilakukan. Sampai sore kemarin, ia masih belum sadar dan harus menggunakan alat bantu pernapasan, tetapi kondisinya mulai stabil,” jelas Muntasir.

Pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Timur terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia guna memastikan layanan medis terbaik bagi korban.

Kronologi Insiden Penembakan

Insiden penembakan ini terjadi ketika sebuah kapal yang membawa 26 pekerja migran Indonesia (PMI) berhadapan dengan kapal patroli Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).

Menurut laporan, aparat Malaysia melepaskan tembakan dari jarak 20-25 meter, dengan alasan bahwa kelompok pekerja migran tersebut melakukan perlawanan. Namun, klaim ini mendapat bantahan, sebab seluruh penumpang kapal adalah warga sipil tanpa senjata.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya memastikan perlindungan hukum bagi para korban serta mendesak pihak Malaysia untuk memberikan penjelasan transparan mengenai kejadian tersebut.

Peristiwa ini kembali menjadi sorotan terkait keselamatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Masyarakat serta berbagai pihak pun berharap agar pemerintah dapat segera memberikan bantuan kepada keluarga korban dan memastikan keadilan bagi mereka yang terdampak dalam insiden tragis ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *