Langkah Terakhir yang Tragis: Delapan Pasien Kolera Tewas Saat Berjuang Menuju Klinik di Sudan Selatan
Delapan warga Sudan Selatan, termasuk lima anak kecil, harus kehilangan nyawa mereka dalam perjalanan panjang selama tiga jam untuk mencari pertolongan medis akibat wabah kolera. Mereka berasal dari wilayah terpencil di Akobo County, bagian timur negara tersebut, dan terpaksa berjalan kaki menuju Kota Akobo untuk mendapatkan penanganan kesehatan yang sudah tak tersedia di desa mereka. Tragisnya, mereka tak sanggup bertahan di tengah suhu ekstrem mencapai 40 derajat Celsius, tanpa akses terhadap air bersih, obat-obatan, maupun tempat berteduh. Organisasi kemanusiaan Save the Children melaporkan bahwa insiden memilukan ini terjadi pada bulan Maret lalu dan merupakan konsekuensi langsung dari pemangkasan dana internasional, termasuk yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Setelah pelantikan Presiden Donald Trump pada Januari, pemerintahan AS membekukan bantuan untuk program-program kesehatan global, termasuk di Sudan Selatan. Krisis ini menyebabkan penutupan tujuh dari 27 pusat kesehatan yang sebelumnya menyediakan layanan medis gratis bagi masyarakat, terutama bagi penderita kolera dan malnutrisi. Sisanya kini hanya beroperasi sebagian. Direktur Save the Children wilayah Sudan Selatan, Chris Nyamandi, menyatakan bahwa keputusan yang dibuat oleh negara-negara berpengaruh telah merenggut nyawa anak-anak tak berdosa hanya dalam hitungan minggu. Ia menegaskan pentingnya kesadaran dunia akan tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung di Sudan Selatan, di mana mayoritas penduduknya kini bergantung pada bantuan untuk bisa bertahan hidup.