Ketegangan Meningkat Israel Bombardir Lebanon Selatan Pasca Ledakan Pager

Ketegangan Meningkat: Israel Bombardir Lebanon Selatan Pasca Ledakan Pager

Jakarta – Ketegangan kembali memuncak di Timur Tengah setelah Israel melancarkan serangan udara ke Lebanon selatan, mengklaim telah menggagalkan rencana pembunuhan yang diduga dipimpin oleh Iran. Serangan ini menyusul ledakan pada perangkat komunikasi Hizbullah, yang menyebabkan kepanikan di kalangan penduduk.

Dalam dua hari terakhir, ledakan yang melibatkan sekitar 300 pager milik Hizbullah telah menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya. “Ini bukan masalah kecil, ini perang. Siapa yang bisa merasa aman dengan ponselnya sekarang?” ungkap Mustafa Sibal, seorang warga di Beirut.

Suara jet tempur Israel terdengar di seluruh Beirut, dengan laporan dari media Lebanon menyebutkan serangan udara diluncurkan ke sejumlah desa di Lebanon selatan. Menteri Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 25, menjadikannya hari paling mematikan sejak konflik antara Israel dan Hizbullah kembali meletus bersamaan dengan perang di Gaza tahun lalu.

Sebelumnya, ledakan simultan pager yang digunakan oleh Hizbullah untuk menghindari pengawasan telah merenggut nyawa 12 orang, termasuk dua anak. Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak tegas dalam menghadapi agresi Israel.

Meski Israel belum memberikan komentar terkait insiden pager tersebut, beberapa sumber mengindikasikan bahwa serangan itu mungkin merupakan hasil dari operasi intelijen oleh Mossad. Israel menganggap konfliknya dengan Hizbullah sebagai bagian dari konfrontasi yang lebih luas dengan Iran, yang juga mensponsori kelompok-kelompok bersenjata di Suriah, Yaman, dan Irak.

Di tengah ketegangan ini, laporan terbaru menyebutkan bahwa seorang pengusaha Israel ditangkap karena diduga terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap pejabat tinggi Israel setelah mengunjungi Iran. Shin Bet juga mengungkap rencana Hizbullah untuk membunuh mantan Menteri Pertahanan Moshe Ya’alon.

Situasi ini menunjukkan betapa rumit dan berbahayanya dinamika konflik di kawasan, di mana teknologi dan intelijen menjadi alat utama dalam bentrokan antara berbagai pihak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *